Sabtu, 26 Desember 2015

Bumi Allah (Bulukumba City)

"MASYAALLAH"
Kata Pertama yang terucap saat kami tiba di pantai Bira
MasyaAllah...
Sangat Mempesonakan Pandangan
Ini kali pertamaku menginjakkan kaki ke Bira beach yang pasirnya putih memukau pandangan
MasyaAllah...
Tak ada lagi kata-kata yang mampu kuucapkan, Ciptaan yang begitu indah oleh yang Maha Sempurna!
Tafakkur Alam

Jumat, 17 Juli 2015

“Stop Dakwah karena Izin Ortu? No Way!”

       Pagi itu...kulihat wajah ibu kelelahan mengerjakan pekerjaan rumah, Sebagai seorang anak maka sudah menjadi tugas untuk mengambil alih semua pekerjaannya. Sementara disana, *nunjuk kampus tercinta* ada agenda yang juga harus dihadiri pagi itu dan banyak aktivitas dakwah lainnya yang menunggu...
Berbakti kepada ibu dan ayah sama nilainya dengan pahalah Jihad!
Sahabat nabi SAW, Abdullah bin Amru bin ‘Ash berkata: “Pada suatu hari seorang lelaki menghadap Rasulullah SAW, memohon izin untuk ikut berjihad bersama baginda. Lantas Rasulullah SAW bertanya kepada lelaki itu: “Adakah orang tuamu masih hidup?” jawabnya: “Ya, mereka masih hidup,” Rasulullah SAW bersabda: “Dalam diri orang tuamu itulah terdaparat nilai Jihad” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
       Dulunya saya sangat anti organisasi, namun bukan berarti saya tidak suka berorganisasi, melainkan sejak SMP memang orang tua saya melarang untuk mengikuti kegiatan diluar proses belajar-mengajar di sekolah bahkan ekstrakulikuler-pun tidak. Namun sekarang saya merasa telah sangat dalam menggeluti lembaga dakwah kampus.
Saya mengerti alasan orang tua saya melarang untuk ikut berbagai kegiatan yang menguras energi lebih. Tentu saja alasannya untuk kebaikan saya sendiri. Saya paham betul akan kondisi fisik saya yang rentan terserang bahkan kadang-kadang ada pula penyakit yang kambuh di saat-saat tak terduga. Dari pihak keluarga, tak ada yang mendukung berorganisasi dimanapun, bisa dibilang saya beraktivitas tanpa izin orang tua.
Padahal... saya sadar kalau "Ridho Allah ada pada ridho orang tua” tapi jika keinginan menuntut ilmu islam dalam sebuah majelis dilarang, jika menyeru dakwah dan berjihad fi sabilillah dihadang, tentu ada perasaan sedih, marah, kecewa, atas penolakan orang tua. Padahal kita ingin pergi dalam rangka kebaikan.
Mungkin kita pernah merasa iri atau membanding-bandingkan orangtua kita dengan teman-teman kita yang dengan mudahnya mendapatkan izin orang tua, yang pemahaman Islamnya baik, atau iri dengan keluarga teman yang seolah-olah ditakdirkan soleh tujuh turunan. Hingga pernah terbesit dalam hati,
“Mengapa saya tidak dilahirkan dalam keluarga yang pemahaman Islamnya baik ?”
 “Mengapa saya tidak dibesarkan oleh orangtua yang hafidz atau minimal adalah penghafal?”
“Andai saja saya dilahirkan dari keluarga seperti mereka, saya sekarang sudah khatam kitab A atau menjadi hafidzah, menguasai bahasa Arab atau pencapaian lain dalam keagamaan.”
Sungguh, rasanya keluarga mereka terlihat seolah ditakdirkan untuk menjadi sholeh tujuh turunan. Ah, maafkan  pemikiran saya yang tidak sehat ini!
So...sudah menjadi keharusan bagi kita untuk kemudian bersyukur bagi yang dikaruniakan orang tua yang meski bukan ahli agama, tapi mereka mengizinkan kita, anaknya, untuk mencari ilmu islam. Bersyukurlah, bagi kita yang tak dituntut banyak pekerjaan rumah, tetapi diberikan waktu untuk berdakwah di jalanNya. Karena sesungguhnya, orangtua kita hanya ingin anaknya menjadi soleh/ah, menjadi ahli surga, dan yang terpenting menjadi orang yang lebih baik dari mereka, terutama dari sisi agama dan minimal lebih soleh dari mereka. Maka, jika orangtua kita adalah orangtua yang ‘ringan izin’ maka jangan disia-siakan izinnya untuk kita terus menuntut ilmu Islam di luar sana. Jangan pula disalahgunakan untuk pergi keluar dengan bermaksiat. Karena izin kedua orangtualah kita dimudahkan melangkah untuk mencari pahala dan hidayah Allah yang ada di luar rumah.
Meskipun bukan dari mereka kita belajar Islam, tetapi ingatlah, izin merekalah yang telah meringankan kita untuk senantiasa mencari ilmu Islam dan berdakwah untuk Allah. Semoga kebaikan kita di luar sana juga menjadi amalan pemberat bagi orangtua kita yang senantiasa mengizinkan kita keluar rumah untuk aktivitas-aktivitas keislaman. Aamiin
namun siapa sangka, ketika beberapa tahun melakoni aktivitas-aktivitas menjadi aktivis dakwah, kesehatan saya alhamdulillah lebih terjaga, padahal banyak aktivitas, sedikit istirahat dan tidak jarang terlambat suplai nutrisi, tapi saya merasakan kekuatan fisik yang lebih energig apalagi kekuatan rukhiyah ^_^
Beberapa tahun lalu, ketika berubah status menjadi senior di kampus, tak sengaja ada seorang junior yang datang kepadaku dan mengutarakan apa yang ada di dalam hatinya! Yupzz, lebih tepat mungkin kita sebut curhat!!
Diawali dari sebuah pertanyaan;
“Kak, pernahki mau pergi kegiatan tapi tidak diizinkan orang tua???” kebetulan adik akhwat ini bukan anak kost-kosan dan jarak rumahnya ke kampus juga kurang lebih sama denganku.
Dengan santai sayapun menjawab... “oh Jelas, pernah!! Sering malah...”
Dilanjutkan lagi oleh si adik, ia mengatakan bahwa “Meminta izin sama orang tua merupakan hal tersulit kak”
Panjang lebar bercerita, si adik akhwat sudah terisak-isak dengan deraian air matanya!
Tiba-tiba terasa sangat menyesakkan, yupzz seolah-olah terbayang dihadapanku momen-moment saat meminta izin pada orang tua tiap kali akan keluar, bayangkan saja keluar untuk tujuan akademikpun sangat banyak pertimbangan, apalagi selainnya. Ada kata-kata ibuku yang sangat melekat diingatanku, ketika tiba waktu saya akan pergi Liqo’ dan meminta izinnya,  redaksinya seperti ini;
“Gak usah dulu pergi nak, ini lagi hujan deras juga, kamu sudah sering skali keluar, tidak adakah hari liburmu, istirahat dulu...kalo cuma kegiatan pengajiankan sudah sering, skali-kali tidak ikut tidak papakan! Bukan juga tugas kuliahmu, dengar kalau orang tua bicara”
*jleb... -_-
Yaahh mengingat birrul walidain, tidak sepantasnyalah saya membalas kembali apa yang dikatakan ibuku sebagai bentuk respon pembelaan ataupun pembenaran. Ingat,,, orang tua paling tidak suka apabila ia berbicara dalam bentuk menceramahi kita kemudian kitapun ikut berbicara yang akan terkesan membangkang walaupun kebenaran berpihak kepada kita...itu akan membuat orangtua kita volume emosionalnya bertambah. So, lebih baik diam...yupzz mendengar redaksi dari jawaban ibuku tadi, saya hanya bisa terdiam dengan mata berkaca-kaca sambil berbicara didalam hati “seandainya saja ibu tau....”
Kembali pada pernyataan si adik tadi bahwa minta izin adalah hal tersulit baginya, hmm saya hanya bergumam dalam hati “Ah, ini lagu lama...” ini mah sudah biasa!! Bahkan rasa-rasanya saya sudah khatam untuk masalah ini, sudah tahan banting Coy!! ^_^
Namun, saya sangat memahami adik ini sebagai kader yang baru...rupanya saat ini ia sedang berhadapan dengan orang yang bernasib sama dengannya! Hehee...
Yaah lumayan beberapa pengalaman dan trik menghadapi orang tua telah di sharekan pada adik, urat-urat pada raut wajahnyapun mulai terlihat menghilang, itu tandanya si adik ini merasa sedikit legah! Pelangipun hampir menampakkan dirinya karena baru saja hujan deras ^_^ huhuu*
Yupzz back to amanah dakwah kampus, terkadang kita merasa seperti harus menjadi robot untuk bisa melakukan semua amanah, yang ini belum selesai, sekarang ditambah lagi amanah baru, bahkan ada yang mendapat amanah gak cuma disini, tapi juga punya amanah-amanah di tempat lain. Namun jangan pernah ada ungkapan seorang aktivis dakwah yang meminta cuti dari amanahnya. Mungkin para pejuang dakwah mempuyai tantangan-tantangan sendiri  sehingga membuat merekapun ingin dipahami. Jadi sangat mengherankan jika dilihat bahwa masih ada diantara para aktivis dakwah tersebut yang belum bisa saling memahami, dapat diprediksikan bahwa sesama kader mungkin masih ada yang belum memiliki ikatan hati yang kuat. hmm Apakah do’a rabithah ini tidak berfungsi karena kesalahan bacaan? Ataukah karena kesalahan niat? Atau karena kesalahan dalam menjalankan aktivitas dakwah ini?.
       Mungkin juga diantara kita ada yang merasakan bahkan pernah berkata seperti ini; “Seandainya aku bisa berkata seperti mereka, bahwa aku juga lelah karena Sudah beberapa tahun aku melakukan hal yang sama dikampus ini, menyelesaikan masalah yang sama. Tidakkah mereka pikir aku bosan? Mengurusi banyak masalah yang seharusnya bukan bagianku. Jika selama waktu itu pula aku selalu harus tidur tanpa bisa nyenyak, bertahan dengan rasa sakit yang berulang di tubuhku, bahkan sesekali harus mampir di rumah sakit atau menelan bahan-bahan kima yang diracik dalam bentuk pil untuk menahan rasa sakitku. Tidakkah mereka pikir aku lelah? Jika setiap malam aku harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan diriku sambil otak ini terus berfikir apa yang sebaiknya kulakukan untuk perkembangan dakwah? Tidakkah mereka pikir aku tertekan? Semua orang juga butuh dipahami. Jika mereka semua selalu meminta untuk dipahami, lalu siapa yang bisa memahamiku. Walaupun sebenarnya kita sendiri telah mengetahui jawabannya bahwa “Allahlah yang kemudian akan memahami kita pastinya”.
       Sahabatku, para aktivis dakwah, pernahkan kita berfikir bahwa keluhan-keluhan kita dalam aktivitas dakwah selama ini bisa melukai hati seorang saudara seperjuangan kita? Pernahkah kita berfikir bahwa pilihan untuk istirahat di jalan ini ternyata menambah beban bagi saudara kita yang harus menambah amanah dengan bagian yang sebenarnya jatah kita? Tegakah kita saling menghakimi? Tegakah kita saling mendzolimi? Jika tidak, kenapa masih ada yang meminta istirahat dijalan dakwah ini walaupun mungkin hanya sementara? ataukah masih ada yang mengedepankan nafsu-nafsu pribadi ketika ada seruan dakwah entah rapat, ta’lim dsb, namun kita masih sempat ogah-ogahan di kost, sedangkan diluar sana ada saudari kita yang sangat bersemangat untuk menjemput seruan dakwah namun kadang terkendala dengan persoalan izin saja misalnya!
Semoga itu tidak termasuk kita...(^_^) Karena tempat istirahat kita yang sesungguhnya adalah ketika kita telah menginjakkan kaki ini di SyurgaNya kelak! Aamiin
       Satu lagi alasan kenapa saya tidak menyia-nyiakan agenda-agenda dakwah adalah karena makna silaturahim yang selalu terjalin dengan tatap muka bersama kader-kader yang lain. Walaupun sebagian besar tidak jarang ditemui dengan keluhan-keluhan yang sama saja, tapi tetap saja tak pernah lelah bagi kita saling menasehati untuk tetap istiqomah.
       Karena “Nikmat yang paling indah itu adalah, ketika kita begitu sibuk dengan urusan kita sendiri, namun kita masih menyempatkan waktu untuk kemudian memikirkan orang lain”
Dan juga diakui atau tidak, baik atau buruknya perilaku seseorang itu, juga tergantung dengan siapa ia bergaul. Ketika sahabatnya adalah orang-orang yang memiliki akhlakul karimah (akhlak yang mulia), maka secara tidak langsung ia telah ikut merasakan langkah sahabat-sahabat nya yang mulia. Begitu pula sebaliknya, ketika yang mejadi teman gaul itu adalah sekelompok orang yang jauh dari cahaya Allah, maka kita pun akan mengikuti mereka sedikit demi sedikit. Sebab itu, kita perlu melihat lagi dengan siapa kita bersahabat, sehingga tidak menyesal dikemudian hari.
Terlalu banyak alasan untuk kemudian saya harus berada di jalan dakwah ini, yah itu sebabnya sampai hari ini para pejuang dakwah masih tetap tegar dijalan dakwah ini bahkan sampai harus mengorbankan banyak waktu-waktu pribadi untuk menyelesaikan beberapa amanah yang kebetulan beruntun dalam waktu yang bersamaan. Bahkan Tak jarang kesehatan sahabat-sahabat pejuang dakwah sering terganggu namun kita harus yakin bahwa Allah tidak pernah menyulitkan hamba-Nya dan tidak pernah membuat Hamba-Nya menderita, pasti ada maksud lain yang ingin disampaikanNya dibalik ujian yang diberikan dan pasti ada hikmah yang tersembunyi yang kadang butuh waktu bagi kita untuk memahaminya.
“Seorang muslim tidak mengalami kelelahan, kesakitan, kedukaan, kesedihan, penderitaan, maupun kemurungan, hingga tertusuk duri sekalipun, kecuali Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya.” (Hadits riwayat Bukhari-Muslim)
Sekarang disaat kita telah tenggelam dalam aktivitas yang begitu menyibukkan, berkumpul dengan kawan-kawan seperjuangan, mondar-mandir di forum syuro’ untuk mendiskusikan agenda-agenda dakwah, mari kita sejenak menoleh dan mencoba berada di dunia Ibu (dibayangkan aja yah ^_^).
       Sejak awal kita memasuki dunia dakwah ini, orangtua, khususnya lagi ibu kita sebenanya beliau menahan perih di hati karena harus merelakan waktu bersama anaknya. mungkin diantara kita ada yang orang tua paham anaknya sebagai seorang aktivis, tapi beliau rela karena waktu sang anak  tidak lain dihabiskan di jalan Allah SWT. Sadarkah kita disaat hari-harinya penuh dengan pekerjaan yang melelahkan, ia sempat berharap suatu ketika saat anaknya sudah besar, anak-anaknya akan dengan senang hati membantunya. Tapi semua itu harus rela ia pendam, karena sang anak kini sibuk di jalan dakwahnya. Tahukah kita di setiap doanya selalu menyebut nama anaknya, selalu mengharap kebahagian untuk anaknya, selalu mengharap keberhasilan bagi kita, dan selalu ada tetes air mata rintihan rindu kehangatan untuk bersama dengan anak-anaknya. Tapi semuanya beliau pendam karena sang anak kini sedang berjuang di jalan Allah. Setidaknya begitulah pikiran yang ada dalam benak beliau.
       Tapi kini mari kita kembali bercermin pada diri kita. Sudah seperti apa diri kita?? Apa memang kita sudah melakukan seperti apa yang diduga dan diharapkan orangtua kita? bahwa kita benar-benar telah menghabiskan waktu di jalan Allah SWT, Sudahkah kita benar-benar berjuang dan berkorban di jalan yang kita pilih ini?? Sudahkah kita berkorban sebagai mana orangtua kita berkorban?
Rasanya malu sekali, ketika ternyata keikut sertaan kita dijalan dakwah ini tidak kita maksimalkan peran serta kita di dalamnya. Kita hanya sekedar menjadi anggota gerakan dakwah yang sekedar ikut syuro’-rapat ini dan itu, tapi tidak pernah memberikan peran yang berarti. Alhasil, ada atau tidak adanya diri kita akan dianggap sama saja. Seperti itukah seorang pen-dakwah yang sesungguhnya??? Selalu meminta izin kepada orangtua untuk pulang terlambat dengan alasan ada kegiatan dakwah, tapi dalam prakteknya kita hanya sebagai anggota pasif.
Yupzz, kembali pada rutinitas dirumah seperti biasanya, ketika kita berada dirumah sudah menjadi tugas kita nyapu, nyuci, masak, dll pokoknya ber-birrul walidainlah...namun rasanya ada yang mengganjal ketika kita sibuk dengan rutinitas dirumah, sedangkan diluar sana banyak agenda dakwah yang harus dihadiri. Apa mau dikata, mengambil hati ayah dan ibu haruslah jadi prioritas, maka dari itu mulai hari senin sampe kamis harus start ekstra rajin biar jum’at-sabtu-ahad bisa diizinkan keluar. *eh ada udang dibalik batu..hehe ^_^
Abu Said al Khudri berkata : Seorang lelaki berhijrah kepada Rasulullah dari Yaman dan ingin jihad, lalu Rasulullah bertanya, "Apakah di Yaman masih ada orang tuamu?" "Ya". Nabi saw bertanya, "Apakah keduanya telah mengizinkanmu?" Orang itu menjawab, "Tidak" Nabi saw bersabda, "Kembalilah kepada kedua orag tuamu dan mintalah izin dari keduanya. Jika keduanya mengizinkan maka kamu boleh ikut berjihad, jika tidak mengizinkan maka kamu harus berbuat baik kepada keduanya, karena hal itu merupakan sebaik-baik apa yang kamu pakai bekal untuk bertemu Allah setelah tauhid.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibban)

Kesulitan memperoleh izin dari orang tua memang dialami oleh setiap kita (aktivis dakwah), khusus buat yang nggak nge-kost di daerah kampus, karena kebanyakan dari kita berasal dari berbagai daerah bahkan ada yang dari luar kota makassar. Bahkan kita yang tinggal bersama orang tua, biasanya perlu pake' surat permohonan izin kepada orang tua untuk agenda-agenda yang menuntut dan mengharuskan kita untuk bermalam misalnya. Bakal ribet kan? Tenang, ini hanya perlu disiasati. yah, dengan menarik perhatian mereka ketika di rumah. Jangan sampai, kita rajin di lapangan dakwah, tapi malas di rumah sehingga ketika meminta izin ketika ada agenda dakwah, sulit sekali diberi ongkos jalan. *eh? -__-
 maklum saja jarak dari rumahku ke kampus bukan hanya beberapa langkah, tapi musti naik angkot berhubung kurang lebih 35 menit naik angkot baru nyampai dan ditambah lagi BBM naik sudah naik pada waktu itu! Hehe... kebayang ^_^ yupzz kembali ke fokus!
       Kembali pada management diri dalam keluarga.
Jadi cara kita membahasakan aktivitas dakwah kita pada orang tua, dengan santai. Gunakan bahasa di rumah. Jangan terburu-buru bilang mau syuro' tanpa menjelaskan maknanya. Bilang mau liqo' tapi gak dijelaskan ke mana liqo'nya. Terbuka sama keluarga itu perlu. Sembari melakukan kewajiban kita sebagai anak yang rajin, sholih, pinter ngaji, penurut dsb.. hehee
Mengambil hati orang tua itu
suatu keharusan agar dapat ridho Allah en mudah dapet izin buat kita berdakwah ^_^
Semoga apapun alasan kita itu bisa menjadi udzur di hadapan Allah SWT kelak. Namun harus benar-benar ada usaha keras kita untuk selalu mendapat ridho dari orang tua. Jangan lantas menjadikan udzur tersebut sebagai alasan tanpa ada usaha untuk keluar darinya.
Nah, berikut ini sedikit trik-trik yang dapat dipraktikkan untuk mencuri hati orang tua
1 . Jadilah anak yang rajin
Kerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang kamu bisa, misalnya menyapu lantai, mengepel, mencuci pakaian orang tuamu, memasak, mencuci piring, dan banyak lainnya. Makan bareng, ajak sholat bareng, Mungkin apabila engkau dahulu tidak biasa melakukan hal yang demikian, maka orang tuamu akan heran dengan perubahan sikapmu.
2. Tunjukkan akhlak yang baik 
      Untuk point ini mempunyai andil besar dalam meraih ridho orang tua. Tunjukkan perilaku yang baik selama engkau bersama orang tua di rumah berbicaralah kepada mereka dengan sopan dan lemah-lembut, rendahkan suaramu di hadapannya. Tunjukkan bahwa aktivis dakwah itu anaknya baik-baik, nurut sama orang tua, dan tidak membangkang orang tua.
      3. Hindari debat dengan orang tua
    Banyak kasus-kasus yang para orang tua terlanjur illfeel dengan aktivis dakwah gara-gara terburu-burunya dalam berdakwah kepada keluarganya. Biasanya ini dialami oleh ikhwa yang baru awal-awal berhijrah karena begitu bersemangatnya. Bersegera dalam dakwah keluarga itu memang sangat bagus asalkan berdakwah dengan lemah-lembut. Bukan ketika kita melihat kemungkaran kemudian langsung berkata, “Itu bid’ah, ini bid’ah, itu gak ada tuntunannya, ini gak boleh, haram hukumnya!”. Lihat-lihat sikon, siapa kita, dan siapa yang kita hadapi. Jika kita tergesa-gesa dan salah langkah, bukan kesadaran yang didapat melainkan mereka akan lari dari dakwah kita. Namun, jika memang mereka memancing perdebatan, maka jawablah dengan sopan, lemah-lembut, dan tidak terkesan menggurui...ok!
     4. Ceritakan yang baik-baik tentang dakwah
Bukan berarti kita harus membaca siroh sampai tamat sehingga bisa menceritakan sejarah, dll, melainkan kita harus ceritakan kepada orang tua tentang aktivis dakwah, adab-adab mereka yang baik-baik, hafalan anak-anak kecil yang masya Allah, dll.
Jadi, pada dasarnya trik mana yang sesuai untuk dijalankan itu kita sendiri yang lebih bisa menentukan.
Keempat trik diatas bisa berhasil apabila keluarga kita biidznillah mudah untuk menerima. Namun bagi yang belum berhasil, coba baca trik terakhir di bawah ini.
5. Terkadang nekat itu perlu
yupzz kita sebut jurus pamungkas! Ini merupakan jalan keluar terakhir bagi kita ketika berada dalam kondisi tidak nyaman seperti ini. Bagi kita yang sudah sekian tahun lamanya berjuang   dan juga berdo’a tentunya tetapi masih saja belum membuahkan hasil berupa keridhoan orang tua dan apabila kita berpikir, “Harus sampai kapan begini terus. Kalau bukan sekarang kapan lagi“, maka trik ini tidak ada salahnya untuk dicoba. Namun, ini hanya boleh dipraktikkan oleh kita yang benar-benar tegar dan tahan banting dan harus memegang erat pendiriannya serta harus siap dengan segala konsekuensi dari pilihannya tersebut. Misalnya, nekat terlambat pulang maka harus siap untuk selalu diceramahin pas pulang dirumah, jadi selepas kuliah walaupun kuliah pagi dan hanya 1 mata kuliah saja, kemudian ada agenda di sore hari, maka kita boleh me-Non Aktifkan HP kita disaat-saat tertentu karena biasanya ada orang tua yang cemasnya berlebihan, masih sore aja sudah diteror sama orang tua, kurang lebih redaksinya seperti ini; “kalau sudah tidak ada kegiatan perkuliahan, pulang skarang!!!” jadi apapun alasannya orang tua tidak mau tau... hikssss... yaahh itu mungkin sudah biasa yah, orang tua mana yang tidak cemas, apalagi menjelang magrib misalnya, tapi bila Hp kita Non Aktif, biasanya siap-siap saja teman dekat kita yang jadi sasaran diteror, setidaknya orang tua memastikan terambat pulangnya kita sebab ada kegiatan bersama dengan teman kita, karena biasanya ada pemakluman lebih bila orang tua berbicara langsung dengan teman kita, dll. Nah, itu hanya salah satu contoh saja, jadi silahkan berkreatif dengan jurus-jurus pamungkasnya.

Luruskan niat semata-mata hanya mengharap Ridho Allah SWT. Seseorang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Dalam hal ini saya tidak bermaksud mengajarkan seorang anak membangkang pada orang tua. Namun perlu diingat lagi bahwa kita lebih tahu kadar diri kita. kita pun lebih tahu kondisi orang tua kita jadi pikirkan matang-matang setiap gerak-gerik dan langkah kita. Keberhasilan tergantung pada usaha kita dan semata-mata atas pertolongan Allah SWT.

Allah SWT berfirman;
"Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad : 7)

Semoga ini bisa menjadi penyemangat bagi kita semua ikhwafillah!
Wallahu a’lam, semoga trik di atas berhasil dan bisa menjadi motivasi bagi para pejuang dakwah. Pertahankan apa yang sudah susah payah kita perjuangkan. Luruskan niat semata-mata hanya untuk mengharap ridho Allah SWT.
Karena Allah telah tunjukkan jalan...maka genggamlah erat-erat dakwah ini dan mohonlah Allah untuk bukakan kemudahan lewat orangtua...
Karena Allah telah tunjukkan jalan...jagan pernah gentar dengan penghalang apapun, karena itu akan menjadi ujian seberapa yakinnya kita akan janjiNya...
Karena Allah telah tunjukkan jalan...semoga istiqomah dan menjadi langkah menuju surga bersama orang-orang yang kita cintai kelak...

Wahyuni~Sakura ^_^
Hanya salah satu penulis dalam buku ini dari sekian banyak Ikhwa Stikes NHM yang hebat-hebat (KAMMI&LDK)

Sabtu, 10 Januari 2015

ODOJ??? Apaan Tuh!!

Happy Milad ODOJ_Grup1167

ALHAMDULILLAH genap1 Tahun sejak 2013 lalu...
hmm katanya gak masuk akal, ada juga yang bilang ODOJ ini #Riya karena ibadah kok di pamer-pamer or disetor-setor!!
Yupz memang gak bakalan ada komen yang sama bro, sist! Because isi kepala orang beda-beda...
dihari khusus milad grupku ini, ada baiknya saya sedikit share tentang odoj, hmm biar lebih BOOMing getooh :D hehee...
Eeeh tapi masih ada yang belum tau kepanjangan dr Odoj?? Aiiih kalau belum tau, berarti belum keren Coy!! jadi... O-D-O-J itu adalah singktan dari “One Day One Juz” yupz yg artinya 1 hari 1 juz, jadi dalam 1 hari kita baca 1 juz dr Al-Qur’an ^_^
Waah masih ada yg merasa berat yah?? yaah Wajar!! itu manusiawi hehee...tentunya sebagai orang yang baru dengar & belum mengapliksikannya pasti tersa berat bingitss!
Sedikit cerita awal saya gabung dengan grup odoj1167 setahun yg lalu, pas lagi sibuknya ujian panum & turun praktek awal KMB. Nah, waktu itu lagi sibuk sangattt!! bayangkan saja setiap hari harus pergi pagi, pulang kadang malam kehujnan pula, trus pas malamnya harus nyicil belajar buat Panum besoknya lagi (maklum Otak ku pas-pasan!! pas ditanya Alhmdulillah bisa dijawab :D hehee) & belum lagi pekerjaan rumah tangga..jhiahahaaa
jadi pada waktu itu sibuk banget bahkan sempat agak pesimis tuk ikut di grup odoj (khawatir di delcont, takutnya baru gabung & gak sempat selesaikan 1 juz langsung di keluarkan :D hehee) tapi Alhmdulillah bermodalkan nekat & semangat 45 akhirnya gabung with grup odoj1167.
Awalnya memang berat untuk konsisten One Day One Juz, walaupun sebelum gabung degan gruppun memang targetnya 1 hr 1 juz tapi tidak dinafikkan kadang juga sehari ada yang gak nyampai 1 juz #Jujur^_^
Tapi...Alhamdulillah gak terasa  hari ini genap 1 thun ber-ODOJ! Alhamdulillah semuanya lancar, bahkan tidak terasa berat sama sekali tuk tilawah 1 juz/hari bahkan lebih (ala bisa karena biasa).
sekali lagi ini bukn untuk dibanggakan tapi saya sangat bangga!! semenjak gabung dengan grup1167 saya merasa punya lebih banyak saudari mulai dari sabang sampai merauke^_^ bahkan ada salah 1 teman yang berdomisili di luar negri (Inggris) karena ikut suami. Walaupun kami tidak pernah bertemu secara fisik, tapi kami mrsa begitu sangat dekat & selalu saling mengingatkan kalau Niat kita hanya untuk Allah SWT.
Hari demi hari terasa semakin semangat berODOJ, saking smangatnya saya merasa tidak mau semangat sendiri, akhirnya pada waktu itu walaupunpun lagi sibuk panum menuju turun praktek pertama, saya sempat buat grup ODOJ via FB atau odojers akhwat untuk wadah teman-teman, kakak-kakak & adik-adik di kampus. Alhamdulillah jadi admin mengelolah tiga grup yang berjumlah  90 orang skaligus, huhuuu!! maklum saja pada saat itu hanya 2-3 orang saja yang memakai aplikasi WA termasuk saya, makanya saya buatkan grup di FB.
WooW Subhanallah semangat itu akhirnya tertular keteman-teman yg lain, smpai mataku sendiri berkca-kaca melihat semua semangatnya (indahnya amal jama’i)

Tapii... Miris tiga grup ini hanya bertahan dua bulan! yupzz tiga grup ini mandek semenjak saya turun praktek, berhub. saya dapat lokasi pertmakalinya di daerah (Takalar) & akses internetnya juga kurang lancar jadilah “The End” huhuuu... padahalkan bisa via sms laporannya, seperti laporanku ke grup ODOJ1167. Tapi semoga 90 orang ini masih tetap istiqomah odojnya Ngarep.com :D hehee
Well, buat teman-teman yang minat gabung odoj, bias via WA/BBM juga bisa. InsyaAllah saya siap daftarkan ^_^
emm setiap hari kita harus update & ngumpul semangatnya buat nge-JUZ, pokoknya seruuu...cayoooo!!
semoga bisa sampai tahun-tahun berikutnya & kontinyu smpai akhir hayat, Mohon do’anya yuah!
semoga bisa menjadi beratnya timbangan amal di akhirat kelak...aamiin ^_^
^wahyuni sakura^
milad_odoj1167_10/01/ 015 barakallah...barakallah...barakallahfikum

Senin, 28 Juli 2014

~I’M Sorry...This’s My Identity Sist~

KKN = Kuliah Kerja Nyata. Betul-betul Nyata banget dengan suasana baru dan teman-teman baru!


~I’M Sorry...This’s My Identity Sist~

       Siang itu pukul 13.00 wita, seusai sholat Dzuhur & makan siang bareng teman-teman posko, kami istirahat sejenak diruang kerja utama posko, kami baring-baring sambil mengisi buku harian KKN (Diari) & sesekali tertawa bersama karena canda-canda usil teman-teman, namun tiba-tiba terdengar sebuah lagu... lagu yang tak asing lagi terdengar ditelinga teman-teman poskoku,,,judulnya “WIND” (sountdtrack_ending@Naruto Movie) yah....itu Nada dering Hpku tanda SMS masuk... 1 sms dari ketua posko yang isi nya menyuruhku dan memberitahukan kepada semua teman-teman posko untuk kemudian bersiap-siap melanjutkan pendataan & sosialisas ikerumah-rumah warga, yang datanya kemudian akan diolah nantinya pada saat masuk minggu ke-2 KKN, dengan langkah yang lumayan berat teman-teman segera mengindahkan perintah dari ketua posko dan cuaca pada saat itu sangat cerah, setelah kami memakai atribut lengkap & eksist sedkit foto u/ dokumentasi, sejenak kami larut dalam masing-masing lantunan Do’a yg merupakan senjata terampuh kami untuk mencairkan hati warga saat bersosialisasi nanti & berharap kerja-kerja kita lancer & sukses (Do’a bersama sebelum turun, selalu kami aplikasikan tentunya, kerenkan!)
kemudian kami lanjut turun lapangan menelusuri rumah-rumah warga...setelah beberapa jam kami mendata, tiba-tiba saja...Jreng...jreng...yang tadinya panas terik tiba-tiba hujan deras,,, derasbanget!!! Hingga sore tiba, dating seorang anak padaku, namanyaAby, yah dia adalah anak dari ibu poskoku. saya juga heran kenapa tiba-tiba ia mendatangiku, oh ternyata ia membawakanku Umbrella (terimakasih paying nyaAby  ^_^).  Karena sudah semakin sore, kira-kira sekitar pukul 17.00 wita & hujanpun belum berhenti, kami memutuskan untuk segera kembali keposko...diperjalanan pulang, tepatnyal orong-lorong rumahwarga yang 3 Jam lalu kami lewati dengan tanah sangat kering, tiba-tiba saja berubah menjadi becek akibat hujan deras yang kedalamannya bias mencapai mata kaki sehingga membuatku bingung untuk melewatinya & tidak ada jalan lain selain tabrak saja gitu... Tiba-tiba wajahku sedikit kebingungan (Mikir gimana nih lewati lumpur sedalam ini) kemudian temanku Yanti yang 1 payung denganku  bilang  “Yun, Buka dulu Kaos Kakimu”. saya bilang “Jangan deh” Yanti melanjutkan katanya “Tapi... becek sekali ini” kemudian saya jawab “Tenang saja ti, itu koper yang di posko isinya kaos kaki semua kok hahahaaa (masih sempat bercanda ^_^) peace Yanti” kemudian kami berdua tertawa & masih jalan dengan santainya, padahal teman-teman yang lain semua sudah pada berlarian. sedangkan yanti masih sabar menemani jalanku yang mungkin agak sedikit lelet. bukan karena saya kenakan rok jadi jalannya pelan tapi dari tadi tuh berjuang menghindari jalan-jalan yang becek sampai akhirnya dapat lumpur dan tidak ada pilihan lain selain Tabraaakkk saja heheee... akhirnya kemudian saya mengatakan “I’M SORRY...THIS’S MY IDENTITY SIST” sepertinya Yanti paham maksudku bahwasanya dalam Agamaku (Islam) melarang aurat kelihatan walaupun itu hanya kaki dan dalam kondisi apapun. Maklum saja, kami berbeda kepercayaan, kalau Yanti beragama Kristen tapi kami menjalin pertemanan yang amat baik selama diposko (^^,).

Adapun beberapa saat ketika lagi free dari jadwal piket & kegiatan Posko selama KKN, saya memutuskan untuk pergi bertemu dengan saudari-saudariku (Ika, Nony & Narti) & karena 2 orang sahabatku berada di desa yang berbeda dan lumayan jauh dari desaku ditambah lagi kedua sahabatku ini belum pintar mengendarai motor, jadinya saya yang mendatangi mereka bersama sahabatku yang 1 desa denganku. Kami bertemu selain silaturahim & melepas kerinduan, kami berempat pun maing-masing menceritakan apa yang menjadi masalah di poskonya karena kami berempat dari masing-masing posko yang berbeda, yah... dengan bertemu sejenak kami mengharapkan hasil PROBLEM SOLUTION dari pertemuan kita tentunya. Nah, menurut tiga orang sahabatku ini, mereka mengatakan bahwasanya poskokulah yang paling kurangmasalahnya... oh Jelas!!! Kan posko Aman, Nyaman, Tentram & Damai Sejahtera,hehehe... Selepas itu, legah rasanya hati ini untuk kita kembali keposko masing-masing ^_^
*To be continue... sebenarnya banyak banget kisah pada saat KKN, namun kalau saya ceritakan semua selama 1 bulan lebih KKN kayaknya gak cukup nih... bakalan banyak menyita waktu sahabat bloggers hehee... mending waktunya dibagi tuk melakukan ibadah lain ckckkkkkk*

Wassalam (^^,)

Rabu, 25 Desember 2013

~PANUM NERS STIKES NHM~

PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)

      PENGERTIAN
Pemeriksaan fisik adalah tindakan keperawatan untuk mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau (head to toe) guna memperoleh informasi/data dari keadaan pasien secara komprhensif untuk menegakkan suatu diagnosa keperawatan maupun kedokteran.

C. TUJUAN
- Untuk mencari masalah keperawatan
- Untuk menegakkan / merumuskan diagnose keperawatan/kedokteran
- Untuk membantu proses rencana keperawatan dan pengoatan

D. PROSEDUR TINDAKAN PEMERIKSAAN FISIK
Tahap-tahap pemeriksaan fisik haruskan dilakukan secara urut dan menyeluruh dan dimulai dari bagian tubuh sebagai berikut:
1. Kulit, rambut dan kuku
2. Kepala meliputi: mata, hidung, telinga dan mulut
3. Leher : posisi dan gerakan trachea, JVP
4. Dada : jantung dan paru
5. Abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam
6. Genetalia
7. Kekuatan otot /musculosekletal
8. Neurologi
· Tahap-tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

a. PEMERIKSAAN KULIT, RAMBUT DAN KUKU:

§ KULIT:
Tujuan:
- Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit
- Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka
Tindakan:
I = Inspeksi: lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi (warna kehitaman/kecoklatan), edema, dan distribusi rambut kulit.
P = Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau tidak, tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin atau hangat.

§ RAMBUT:
Tujuan:
- Untuk menbetahui warna, tekstur dan percabangan pada rambut
- Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor
Tindakan:
I = disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak, bercabang
P = mudah rontok/tidak, tekstur: kasar/halus

§ KUKU:
Tujuan:
- Untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang
- Untuk mengetahui kapiler refill
Tindakan:
I = catat mengenai warna : biru: sianosis, merah: peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing karena hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit difisisensi fe/anemia fe
P = catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik kapiler refill (pada pasien hypoxia lambat s/d 5-15 detik.

b. PEMERIKSAAN KEPALA:
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan fungsi kepala
- Untuk mengetahui luka dan kelainan pada kepala
Tindakan:
I = Lihat kesimetrisan wajah jika, muka ka.ki berbeda atau misal lebih condong ke kanan atau ke kiri itu menunjukan ada parese/kelumpuhan, contoh: pada pasien SH.
P = Cari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon nyeri dengan menekan kepala sesuai kebutuhan
§ MATA:
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan fungsi mata (medan pengelihatan, visus dan otot-otot mata)
- Untuk mengetahui adanya kelainan atau peradangan pada mata
Tindakan:
I = Kelopak mata ada radang atau tidak, simetris ka.ki atau tidak, reflek kedip baik/tidak, konjungtiva dan sclera: merah/konjungtivitis, ikterik/indikasi hiperbilirubin/gangguan pada hepar, pupil: isokor ka,ki (normal), miosis/mengecil, pin point/sangat kecil (suspek SOL), medriasis/melebar/dilatasi (pada pasien sudah meninggal)
Inspeksi gerakan mata:
- Anjurkkan pasien untuk melihat lurus ke depan
- Amati adanya nistagmus/gerakan bola mata ritmis(cepat/lambat)
- Amati apakah kedua mata memandang ke depan atau ada yang deviasi
- Beritahu pasien untuk memandan dan mengikuti jari anda, dan jaga posisi kepala pasien tetap lalu gerakkan jari ke 8 arah untuk mengetahui fungsi otot-otot mata.
Inspeksi medan pengelihatan:
- Berdirilah didepan pasien
- Kaji kedua mata secara terpisah yaitu dengan menutup mata yang tidak di periksa
- Beritahu pasien untuk melihat lurus ke depan dan memfokuskan pada satu titik pandang, misal: pasien disuruh memandang hidung pemeriksa.
- Kemudian ambil benda/ballpoint dan dekatkan kedepan hidung pemeriksa kemudian tarik atau jauhkan kesamping ka.ki pasien, suruh pasien mengatakan kapan dan dititik mana benda mulai tidak terlihat (ingat pasien tidak boleh melirik untuk hasil akurat).
Pemeriksaan visus mata:
- Siapkkan kartu snllen (dewasa huruf dan anak gambar)
- Atur kursi pasien, dan tuntukan jarak antara kursi dan kartu, misal 5 meter (sesuai kebijakkan masing ada yang 6 dan 7 meter).
- Atur penerangan yang memadai, agar dapat melihat dengan jelas.
- Tutup mata yang tidak diperiksa dan bergantian kanan kiri
- Memulai memeriksa dengan menyuruh pasien membaca dari huruf yang terbesar sampai yang terkecil yang dapat dibaca dengan jelas oleh pasien.
- Catat hasil pemeriksaan dan tentukan hasil pemeriksaan.
- Misal: hasil visus:
OD (Optik Dekstra/ka): 5/5
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih bisa melihat huruf yang seharusnya dapat dilihat/dibaca pada jarak 5 m
OS (Optik Sinistra/ki) : 5/2
Berarti : pada jarak 5 m, mata masih dapat melihat/membaca yang seharusnya di baca pada jarak 2 m.
P = Tekan secara ringan untuk mengetahui adanya TIO (tekanan intra okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien glaucoma/kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan.

§ HIDUNG:
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan fungsi hidung
- Untuk mendetahui adanya inflamasi/sinusitis
Tindakan:
I = Apakah hidung simetris, apakah ada inflamasi, apakah ada secret
P = Apakah ada nyeri tekan, massa
§ TELINGA
Tujuan:
- Untuk mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga
- Untuk mengetahui fungsi pendengaran
Tindakan:
Telinga luar:
I = Daun telinga simetris atau tidak, warna, ukuran, bentuk, kebresihan, adanya lesy.
P = Tekan daun telinga apakah ada respon nyeri, rasakan kelenturan kartilago.
Telinga dalam:
Note : Dewasa : Daun telinga ditarik ke atas agar mudah di lihat
Anak : Daun telinga ditarik kebawah
I = Telinga dalam menggunakan otoskop perhatikan memberan timpani (warna, bentuk) adanya serumen, peradangan dan benda asing, dan darah.


Pemeriksaan pendengaran:
1) Pemeriksaan dengan bisikan
- Mengatur pasien berdiri membelakangi pemeriksa pada jarak 4-6 m
- Mengistruksikan pada klien untuk menutup salah satu telinga yang tidak diperiksa.
- Membisikan suatu bilangan misal “6 atau 5”
- Menyuruh pasien mengulangi apa yang didengar
- Melakukan pemeriksaan telinga yang satu
- Bandingkan kemempuan mendengar telinga ka.ki
2) Pemeriksaan dengan arloji
- Mengatur susasana tenang.
- Pegang sebuah arloji disamping telinga klien.
- Menyuruh klien menyatakan apakah mendengar suara detak arloji.
- Memimndahkan arloji secara berlahan-lahan menjauhi. telinga dan suruh pasien menyatakan tak mendengar lagi.
- Normalnya pada jarak 30 cm masih dapat didengar.

3) Pemeriksaan dengan garpu tala:
a. Tes Rinne
- Pegang garpu tala (GT) pada tangkainya dan pukulkan ketelapak tangan
- Letakkan GT pada prosesus mastoideus klien
- Menganjurkan klien mangatakan pada pemeriksa sewaktu tidak merasakan getaran
- Kemudian angkat GT dengan cepat dan tempatkan didepan lubang telinga luar jarak 1-2 cm, dengan posisi parallel dengan daun telinga.
- Mengistrusikan pada klien apakah masih mendengara atau tidak.
- Mencatat hasil pemeriksaan
b. Tes Weber
- Pegang GT pada tangkainya dan pukulkan pada telapak tangan atau jari
- Letakkan tangkai GT di tengah puncak kepala/os. Frontalis atas.
- Tanayakan pada klien apakah bunyi terdengar saama jelas antara telinga ka.ki atau hanya jelas pada satu sisi saja.
- Mencatat hasil pemeriksaan
c. Tes Swebeck
- Untuk mengetahui membandingkan pendengaran pasien dengan pemeriksa
- Dekatkan GT pada telinga klien kemudian dengan cepat di dekatkan ke telinga pemeriksa.

§ MULUT DAN FARING:
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan kelainan pada mulut
- Untuk mengetahui kebersihan mulut
Tindakan:
I = Amati bibir apa ada klainan kogenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.
Amati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang, warna, plak, dan kebersihan gigi
Inspeksi mulut dalam dan faring:
- Menyuruh pasien membuka mulut amati mucosa: tekstur, warna, kelembaban, dan adanya lesi
- Amati lidah tekstur, warna, kelembaban, lesi
- Untuk melihat faring gunakan tongspatel yang sudah dibungkus kassa steril, kemudian minta klien menjulurkan lidah dan berkata “AH” amati ovula/epiglottis simetris tidak terhadap faring, amati tonsil meradang atau tidak (tonsillitis/amandel).
P = Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa ada massa/ tumor, pembengkakkan dan nyeri.
Lakukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk dengan memekai handscond, kemudian suruh pasien mengatakan kata “EL” sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan kassa dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. Catat apakah ada respon nyeri pada tindakan tersebut.

c. LEHER
Tujuan:
- Untuk menentukan struktur integritas leher
- Untuk mengetahui bentuk leher dan organ yang berkaitan
- Untuk memeriksa sistem limfatik
Tindakkan:
I = Amati mengenai bentuk, warna kulit, jaringan parut
Amati adanya pembengkakkan kelenjar tirod/gondok, dan adanya massa
Amati kesimeterisan leher dari depan, belakang dan samping ka,ki.
Mintalah pasien untuk mengerakkan leher (fleksi-ektensi ka.ki), dan merotasi- amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon nyeri.
P = Letakkan kedua telapak tangan pada leher klien, suruh pasien menelan dan rasakan adanya kelenjar tiroid (kaji ukuran, bentuk, permukaanya.)
Palpasi trachea apakah kedudukkan trachea simetris atau tidak.

d. DADA/THORAX
§ PARU/PULMONALIS
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi paru
- Untuk mengetahui frekuensi, irama pernafasan
- Untuk mengetahui adanya nyeri tekan, adanya massa, peradangan, edema, taktil fremitus.
- Untuk mengetahui batas paru dengan organ disekitarnya
- Mendengarkan bunyi paru / adanya sumbatan aliran udara
Tindakkan:
I = Amati kesimetrisan dada ka.ki, amati adanya retraksi interkosta, amati gerkkan paru.
Amati klavikula dan scapula simetris atau tidak
P = Palpasi ekspansi paru:
- Berdiri di depan klien dan taruh kedua telapak tangan pemeriksa di dada dibawah papilla, anjurkan pasien menarik nafas dalam, rasakkan apakah sama paru ki.ka.
- Berdiri deblakang pasien, taruh telapak tangan pada garis bawah scapula/setinggi costa ke-10, ibu jari ka.ki di dekatkan jangan samapai menempel, dan jari-jari di regangkan lebih kurang 5 cm dari ibu jari. Suruh pasien kembali menarik nafas dalam dan amati gerkkan ibu jari ka.ki sama atau tidak.
Palpasi Taktil vremitus posterior dan anterior:
- Meletakkan telapak tangan kanan di belakang dada tepat pada apex paru/stinggi supra scapula (posisi posterior) .
- Menginstrusikkan pasien untuk mengucapkkan kata “Sembilan-sembilan” (nada rendah)
- Minta klien untuk mengulangi mengucapkkan kata tersebut, sambil pemeriksa mengerakkan ke posisi ka.ki kemudian kebawah sampai pada basal paru atau setinggi vertebra thoraxkal ke-12.
- Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru
- Bila fremitus redup minta pasien bicara lebih rendah
- Ulangi/lakukkan pada dada anterior
Pe/Perkusi =
- Atur pasien dengan posisi supinasi
- Untuk perkusi anterior dimulai batas clavikula lalu kebawah sampai intercosta 5 tentukkan batas paru ka.ki (bunyi paru normal : sonor seluruh lapang paru, batas paru hepar dan jantung: redup)
- Jika ada edema paru dan efusi plura suara meredup.
Aus/auskultasi =
- Gunakkan diafragma stetoskop untuk dewasa dan bell pada anak
- Letakkan stetoskop pada interkostalis, menginstruksikkan pasien untuk nafas pelan kemudian dalam dan dengarkkan bunyi nafas: vesikuler/wheezing/creckels

§ JANTUNG/CORDIS
I = Amati denyut apek jantung pada area midsternu lebih kurang 2 cm disamping bawah xifoideus.
P = Merasakan adanya pulsasi
- Palpasi spasium interkostalis ke-2 kanan untuk menentukkan area aorta dan spasium interkosta ke-2 kiri letak pulmonal kiri.
- Palpasi spasium interkostalis ke-5 kiri untuk mengetahui area trikuspidalis/ventikuler amati adanya pulsasi
- Dari interkosta ke-5 pindah tangan secara lateral 5-7 cm ke garis midklavicula kiri dimana akan ditemukkan daerah apical jantung atau PMI ( point of maximal impuls) temukkan pulsasi kuat pada area ini.
- Untuk mengetahui pulsasi aorta palpasi pada area epigastika atau dibawah sternum.
Pe =
- Perkusi dari arah lateral ke medial untuk menentukkan batas jantung bagian kiri,
- Lakukan perkusi dari sebelah kanan ke kiri untuk mengetahui batas jantung kanan.
- Lakukan dari atas ke bawah untuk mengetahui batas atas dan bawah jantung
- Bunyi redup menunjukkan organ jantung ada pada daerah perkusi.
Aus =
- Menganjurkkan pasien bernafas normal dan menahanya saat ekspirasi selesai
- Dengarkkan suara jantung dengan meletakkan stetoskop pada interkostalis ke-5 sambil menekan arteri carotis
Bunyi S1: dengarkan suara “LUB” yaitu bunyi dari menutupnya katub mitral (bikuspidalis) dan tikuspidalis pada waktu sistolik.
Bunyi S2: dengarkan suara “DUB” yaitu bunyi meutupnya katub semilunaris (aorta dan pulmonalis) pada saat diastolic.
Adapun bunyi : S3: gagal jantung “LUB-DUB-CEE…” S4: pada pasien hipertensi “DEE..-LUB-DUB”.

e. PERUT/ABDOMEN
Tujuan:
- Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut
- Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus
- Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen
Tindakkan:
I = Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidak simetrisan, adanya asites.
P = Palpasi ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan telapak tangan pada abdomen secara berhimpitan dan tekan secara merata sesuai kuadran.
Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa dengan metode bimanual/2 tangan.

HEPAR:
- Letakkan tangan pemeriksa dengan posisi ujung jari keatas pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada interkosta ke 11-12
- Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm, rasakan adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.

LIMPA:
- Metode yang digunakkan seperti pada pemeriksaan hapar
- Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas dalam kemudian tekan saat inhalasi tenntukkan adanya limpa.
- Pada orang dewasa normal tidak teraba

RENALIS:
- Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas dan bawah perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah kosta kanan.
- Untuk palpasi ginjal kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri.
- Tekan sedalam 4-5 cm setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur, ukuran, dan respon nyeri.
f. GENETALIA
TUJUAN
- Untuk mengetahui adanya lesi
- Untuk mengetahui adanya infeksi (gonorea, shipilis, dll)
- Untuk mengetahui kebersihan genetalia
Tindakkan:
§ Genetalia laki-laki:
I = Amati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan lain.
Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati kepala penis adanya lesi
Amati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk dan ukuran
P = Tekan dengan lembut batang penis untuk mengetahui adanya nyeri
Tekan saluran sperma dengan jari dan ibu jari

§ Genetalia wanita:
I = Inspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata atau tidak
Amati adanya lesi, eritema, keputihan/candidiasis
P = Tarik lembut labia mayora dengan jari-jari oleh satu tangan untuk mengetahui keadaan clitoris, selaput dara, orifisium dan perineum.


g. REKTUM DAN ANAL
Tujuan:
- Untuk mengetahui kondisi rectum dan anus
- Untuk mengetahui adanya massa pada rectal
- Untuk mengetahui adanya pelebaran vena pada rectal/hemoroid
Tindakkan:
- Posisi pria sims/ berdiri setengah membungkuk, wanita dengan posisi litotomi/terlentang kaki di angkat dan di topang.
- Inspeksi jaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji adanya lesi dan ulkus
- Palpasi : ulaskan zat pelumas dan masukkan jari-jari ke rectal dan rasakan adanya nodul dan atau pelebaran vena pada rectum.

h. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
Tujuan:
- Untuk memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan persendian
- Untuk mengetahui mobilitas, kekuatan otot, dan gangguan-gangguan pada daerah tertentu.
Tindakkan:
MUSKULI/OTOT:
- Inspeksi mengenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi (ukur dan catat jika ada perbedaan dengan meteran)
- Palpasi pada otot istirahat dan pada saat otot kontraksi untuk mengetahui adanya kelemahan dan kontraksi tiba-tiba
- Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh pasien menarik atau mendorong tangan pemeriksa dan bandingkan tangan ka.ki
- Amati kekuatan suatu otot dengan memberi penahanan pada anggota gerak atas dan bawah, suruh pasien menahan tangan atau kaki sementara pemeriksa menariknya dari yang lemah sampai yang terkuat amati apakah pasien bisa menahan.
TULANG/OSTIUM:
- Amati kenormalan dan abnormalan susunan tulang
- Palpasi untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan pembengkakka

PERSENDIAAN/ARTICULASI:
- Inspeksi semua persendian untuk mengetahui adanya kelainan sendi.
- Palpasi persendian apakah ada nyeri tekan
- Kaji range of mosion/rentang gerak (abduksi-aduksi, rotasi, fleksi-ekstensi, dll)
i. PEMERIKSAAN SISTEM NEUROLOGI
Tujuan:
- Untuk mengetahui integritas sistem persyrafan yang meliputi fungsi nervus cranial, sensori, motor dan reflek.
Tindakkan:
§ Pengkajian 12 syaraf cranial (O.O.O.T.T.A.F.A.G.V.A.H)
I. Olfaktorius/penciuman:
o Meminta pasien membau aroma kopi dan vanilla atau aroma lain yang tidak menyengat. Apakah pasien dapat mengenali aroma.
II. Opticus/pengelihatan:
o Meminta kilen untuk membaca bahan bacaan dan mengenali benda-benda disekitar, jelas atau tidak.
III. Okulomotorius/kontriksi dan dilatasi pupil:
Kaji arah pandangan, ukur reaksi pupil terhadap pantulan cahaya dan akomodasinya.
IV. Trokhlear/gerakkan bola mata ke atas dan bawah:
Kaji arah tatapan, minta pasien melihat k etas dan bawah
V. Trigeminal/sensori kulit wajah, pengerak otot rahang:
Sentuh ringan kornea dengan usapan kapas untuk menguji reflek kornea (reflek nagatif (diam)/positif (ada gerkkan))
Ukur sensasi dari sentuhan ringan sampai kuat pada wajah kaji nyeri menyilang pada kuit wajah
Kaji kemampuan klien untuk mengatupkan gigi saat mempalpasi otot-otot rahang
VI. Abdusen/gerakkan bola mata menyamping:
Kaji arah tatapan, minta pasien melihat kesamping ki.ka
VII. Facial/ekspresi wajah dan pengecapan:
Meminta klien tersenyum, mengencangkan wajah, menggembungkan pipi, menaikan dan menurunkan alis mata, perhatikkan kesimetrisanya.

VIII. Auditorius/pendengaran:
kaji klien terhadap kata-kata yang di bicarakkan, suruh klien mengulangi kata/kalimat.
IX. Glosofaringeal/pengecapan, kemampuan menelan, gerakan lidah:
Meminta pasien mengidentifikasi rasa asam, asin, pada bagian pangkal lidah.
Gunakkan penekan lidah untuk menimbulkan “reflek gag”
Meminta klien untuk mengerakkan lidahnya
X. Vagus/sensasi faring, gerakan pita suara:
Suruh pasien mengucapkan “ah” kaji gerakkan palatum dan faringeal
Periksa kerasnya suara pasien
XI. Asesorius/gerakan kepala dan bahu:
Meminta pasien mengangkat bahu dan memalingkan kepala kearah yang ditahan oleh pemeriksa, kaji dapatkah klien melawan tahanan yang ringan
XII. Hipoglosal/posisi lidah:
Meminta klien untuk menjulurkan lidah kearah garis tengah dan menggerakkan ke berbagai sisi.

§ Pengkajian syaraf sensori:
Tindakkan:
- Minta klien menutup mata
- Berikkan rasangan pada klien:
Nyeri superficial: gunakkan jarum tumpul dan tekankan pada kulit pasien pada titik-titik yang pemeriksa inginkan, minta pasien untuk mengungkapkan tingkat nyeri dan di bagian mana
Suhu: sentuh klien dengan botol panas dan dingin, suruh pasien mengatakkan sensasi yang direasakan.
Vibrasi: tempelkan garapu tala yang sudah di getarakan dan tempelkan pada falangeal/ujung jari, meminta pasien untuk mengatakkan adanya getaran.
Posisi: tekan ibu jari kaki oleh tangan pemeriksa dan gerakkan naik-turun kemudian berhenti suruh pasien mengtakkan diatas/bawah.
Stereognosis: berikkan pasien benda familiar ( koin atau sendok) dan berikkan waktu beberapa detik, dan suruh pasien untuk mengatakkan benda apa itu.


§ Pengkajian reflex:
1. Refleks Bisep
- Fleksikan lengan klien pada bagian siku sampai 45 derajat, dengan posisi tangan pronasi (menghadap ke bawah)
- Letakkan ibu jari pemeriksa pada fossa antekkubital di dasar tendon bisep dan jari-jari lain diatas tendon bisep
- Pukul ibu jari anda dengan reflek harmmer, kaji refleks
2. Refleks Trisep
- Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa
- Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi
- Meminta pasien untuk merilekkan lengan
- Raba terisep untuk mmeastikan otot tidak teggang
- Pukul tendon pada fossa olekrani, kaji reflek

3. Refleks Patella
- Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi
- Rilexkan pasien dan alihkan perhatian untuk menarik kedua tangan di depan dada
- Pukul tendo patella, kaji refleks
4. Refleks Brakhioradialis
- Letakkan lengan tangan bawah pasien diatas tangan pemeriksa
- Tempatkan lengan bawah diantara fleksi dan ekstensi serta sedikit pronasi
- Pukul tendo brakhialis pada radius bagian distal dengan bagian datar harmmer, catat reflex.
5. Reflex Achilles
- Minta pasien duduk dan tungkai menggantung di tempat tidur/kursi seperti pada pemeriksaan patella
- Dorsofleksikan telapak kaki dengan tangan pemeriksa
- Pukul tendo Achilles, kaji reflek
6. Reflex Plantar (babinsky)
- Gunakkan benda dengan ketajaman yang sedang (pensil/ballpoint) atau ujung stick harmmer
- Goreskan pada telapak kaki pasien bagian lateral, dimulai dari ujung telapak kaki sampai dengan sudut telapak jari kelingking lalu belok ke ibu jari. Reflek positif telapak kaki akan tertarik ke dalam.
7. Refleks Kutaneus
a) Gluteal
- Meminta pasien melakukan posisi berbaring miring dan buka celana seperlunya
- Ransang ringan bagian perineal dengan benda berujung kapas
- Reflek positif spingter ani berkontraksi
b) Abdominal
- Minta klien berdiri/berbaring
- Tekan kulit abdomen dengan benda berujung kapas dari lateal ke medial, kaji gerakkan reflek otot abdominal
- Ulangi pada ke-4 kuadran (atas ki.ka dan bawah ki.ka
c) Kremasterik/pada pria
- Tekan bagian paha atas dalam menggunakkan benda berujung kapas
- Normalnya skrotum akan naik/meningkat pada daerah yang dirangsang

Referensi
- Potter and Perry. (2004). Fundamental of nursing:Concepts,process & practice. Fourth Edition.St. Louse, Missouri: Mosby-year Book,Inc.
- Enykus, 2003, keterampilan dasar dan prosedur perawatan dasar, ed 1. Semarang, Kilat press
- Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A.,(1999). Fundamental Keperawatan Konsep proses dan praktek.EGC: Jakarta
-
- Pery, Anne Griffin, Potter, patricia A., Yasmin, Asih (editor). (1999). Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar. EGC: jakarta
-
- Taylor, C., Lilis, C., and LeMone, P., ( 1998 ). Fundamental of Nursing : the art and science of nursing care ‘Lippincott.
-
- Robert Priraharjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan ,cetakan II, Jakarta, EGC
-
- Indriana, 2004, Asuhan keperawatan dengan gangguan mata, ed.I, Jakarta, EGC